Gue ngerasain akhir akhir ini gue ngga bersyukur sama sekali.
Bersyukur dikasih kehidupan, diberikan kesehatan, keluarga yang lengkap, dan semuamuanya masih lengkap. Alhamdulillah.
Mungkin gue kepikiran ngomong begini gara gara semalem gue ngeluh sampe nangis waktu jalan gara gara sesuatu, dan pada saat dijalan pulang gue baru menyadari, gue lupa bersyukur.
Gue masih sangat manja dan gamau susah, maunya yang instant gamau usaha.
" seseorang yang sukses datang dari orang yang mau keluar dari zona nyamannya "-pa dantes
Yeah, dia benar, dan gue takut gue sendiri akan gagal untuk ketiga kalinya.
Gagal untuk membuat nyokap gue berkata " itu baru anak mama "
Gagal untuk membuat nyokap berkata " halo, calon psikolog terkenal "
Nggak, gue bener bener ngga mau ngecewain nyokap untuk kesekian kalinya.
Ini masa depan gue, cita cita gue dari 6 SD.
Setiap ditanya mau jadi apa, gue selalu jawab, " psikolog "
Kenapa? "soalnya aku punya feeling banyak orang gila nanti, terus pada berobat ke aku deh!"
(alasan gue idiot banget ya-_- tapi entah kenapa jadi kenyataan begini. horor.)
Dan alhamdulillahnya lagi, citacita gue nggak labil kaya yang punya citacita.
Cita cita gue stay dari dulu sampe sekarang, Psikologi anak.
Membenahi bagaimana anak berkembang, meminimalisasikan kriminal, dan segala macam fakta yang membuat miris hati, generasi muda Indonesia terancam.
Dan untuk itu, waktu gue juga udah ngga banyak, 5 bulan lagi.
tekat gue udah bulat, hanya satu cara mewujudkan cita cita gue, FPsi UI 2011 atau ngga sama sekali.
Please, wish me luck people.